SEL
DAN PERANANNYA DALAM PERKEMBANGAN BIOLOGI DAN ILMU PENGETAHUAN LAIN
MAKALAH
Disusun untu memenuhi tugas Biologi
Umum
Yang dibina oleh Dr. Sueb, M.Kes
Disajikan pada hari Selasa, 9
September 2014
Oleh :
Kelompok 2
Offering A 2014
Amien
Fadli (140341603277)
Arei
Laxmie N. W (140341605233)
Benyamin
Derebi (140341602567)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September, 2014
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah biologi tentang sel dan peranannya
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dengan baik.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui bagaimana peranan perkembangan penelitian sel terhadap biologi dan
ilmu pengetahuan lain. Sehingga membuat kita semakin bersemangat dalam
mempelajari dan mendalami studi tentang biologi, kita akan semakin kritis dalam
menanggapi permasalahan yang ada di lingkungan. Bahkan kita mampu untuk memecahkan
masalah tersebut dengan memanfaatkan ilmu biologi.
makalah ilmiah biologi tentang sel dan peranannya
dalam perkembangan ilmu pengetahuan ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah biologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah
ilmiah biologi tentang sel dan peranannya dalam perkembangan biologi dan ilmu
pengetahuan lain ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Malang, 9 September 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………… ii
1.
BAB
I PENDAHULUAN..................................................... 1
1.1 Latar belakang.................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................. 2
1.3 Tujuan............................................................................... 2
2.
BAB
II KAJIAN TEORI...................................................... 3
2.1 Perkembangan Penelitian Tentang Sel.............................. 3
2.2 Konsep Dasar Sel Sebagai Sistem.................................... 7
2.3 Manfaat Pembelajaran Tentang Sel.................................. 11
2.4 Peranan Sel Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan..... 13
3.
BAB
III PENUTUP............................................................... 15
3.1 Kesimpulan....................................................................... 15
3.2 Saran................................................................................. 15
4.
DAFTAR
RUJUKAN........................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Johnson (2002:77) menyebutkan “Setiap mahkluk hidup tersusun atas
berjuta sel yang hidup dan bermetabolisme untuk menjaga kelangsungan hidupnya”.
“Sel sel tersebut tidak diketahui keberadaannya selama beribu tahun yang lalu
sampai ketika Robert hooke menemukan sel untuk pertama kalinya”, hal ini sesuai
dengan pendapat Renan dan Ananda (2013:200). Setelah penemuan itu, studi
tentang sel gencar dilakukan oleh para ilmuwan.
Sel merupakan bagian terkecil yang menyusun mahluk hidup, sel
menyimpan berjuta juta rahasia yang patut diungkap. Sel sebagai misteri
kehidupan yang sangat mengagumkan yang diciptakan oleh Tuhan sebagai tanda
kekuasaannya. Oleh karena itu sepatutnya kita mempelajari sel.
Saat ini, kemajuan teknologi dan pengetahuan sangat pesat, Semua
berawal dari penelitian para ahli yang mulai dari nol hingga bisa berkembang
sampai saat ini. Banyak penemuan penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan
yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Seperti penemuan bibit unggul
yang sangat membantu para petani untuk meningkatkan produksi nya, ada juga
penemuan penemuan yang memungkinkan memproduksi hormone insulin yang sangat
berguna bagi penderita diabetes.
Semua itu tak lepas dari kerja keras para ilmuwan, mereka meneliti
mahluk hidup guna kemaslahatan umat manusia. Dengan mmepelajari mahluk hidup,
mereka menguak rahasia besar yang terdapat pada mahluk hidup, salah satunya
adalah sel. Selama berabad abad para ilmuwan terus meneliti tentang sel hingga
sampai saat ini kita dapat memanfaatkan sifat sifat sel tersebut untuk membantu
kemaslahatan hidup manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, di susun rumusan masalah
sebagai berikut
1.
Bagaimana
perkembangan penelitian tentang sel?
2.
Bagaimana
konsep dasar sel sebagai sistem?
3.
Bagaimana
manfaat dari pembelajaran sel?
4.
Bagaimana
peran studi tentang sel terhadap perkembanagan biologi dan ilmu pengetahuan
lain?
Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui perkembangan penelitian tentang sel
2.
Untuk
mengetahui manfaat mempelajari tentang sel.
3.
Untuk
mengetahui kontribusi penelitian tentang sel terhadap biologi dan ilmu
pengetahuan lain.
1.4 Manfaat
Manfaat yang bisa didapat dari makalah ini adalah :
1.
Para
pembaca bisa memperdalam pengetahuan mereka tentang biologi sel dan manfaatnya
bagi perkembangan ilmu pengetahuan
2.
Membuat
kita semakin bersemangat dalam mempelajari biologi karena manfaat ilmu biologi
sanagt banyak dan bisa membantu meningkatkan kemaslahatan hidup masyarakat.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
Perkembangan Penelitian Tentang Sel
Sejak dulu telah dikemukakan bahwa
hewan maupun tumbuh-tumbuhan tersusun atas unsure yang selalu terulang dalam
tubuh mahluk hidup. Pendapat ini kemudian berkembang dengan ditemukannya alat
optik yang sangat membantu perkembangan penelitian biologi sel. Akhirnya,
dengan melalui penelitian-penelitian lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa sel
merupakan struktur dasar dan unit fungsional dari mahluk hidup.
Penelitian lebih lanjut mendapatkan
bahwa sel itu tersusun atas unsur-unsur yang sama dengan unsur anorganik dalam
alam, bahkan dikemukakan pula proses kimia yang terjadi dalam mahluk hidup yang
paling sederhana sampai mahluk yang peling sempurna pada dasarnya adalah sama.
Biologi sel dulu juga dinamakan
“sitologi” yaitu cabang biologi yang baru diakui sebagai cabang disiplin ilmu
sejak akhir abad XIX, walaupun penelitian mengenai hal ini telah dilakukan
orang beberapa abad sebelumnya.
Surmawan dan Sumartini (2006:214)
menyebutkan “Ahli filsafat kuno terutama Aristoteles dan Paracelsus pada zaman
pembaharuan telah sampai pada suatu kesimpulan bahwa “hewan dan tumbuh-tumbuhan
walaupun nampaknya sangat rumit terdiri atas beberapa unsur yang selalu
terulang dalam tiap tubuh makhluk hidup”.
Jadi mereka telah berpendapat bahwa
hewan atau tumbuh-tumbuhan tersusun atas beberapa bagian, unsur-unsur atau
elemen-elemen yang terulang dan elemen ini bergabung membentuk bangunan atau
struktur tertentu dari makhluk hidup seperti membentuk daun, akar pada tanaman,
atau membentuk segmen atau organ pada hewan.
Beberapa abad kemudian, setelah
ditemukan lensa pembesar mulailah penggunaan alat-alat optik yang kemudian
berkembang menjadi mikroskop yang akhirnya semakin sempurna. Dengan menggunakan
alat-alat optik ini penelitian terhadap elemen-elemen atau bagian-bagian makhluk
hidup makin meningkat.
Penemuan dan kajian awal tentang sel
memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada
abad ketujuh belas. Mikroskop yang pertama kali digunakan oleh para saintis
Renaisans adalah mikroskop cahaya (light-microscope). Cahaya-tampak dilewatkan
melalui spesimen dan kemudian menembus lensa kaca. Lensa ini merefraksi
(membelokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga bayangan spesimen diperbesar
sedemikian rupa sehingga bayangan spesimen diperbesar sewaktu bayangan itu
diproyeksikan ke mata kita.
Robert Hooke, seorang saintis
Inggris, pertama kali menerangkan dan menamakan sel pada tahun 1665, ketika ia
meneliti suatu irisan dari gabus (kulit batang dari pohon oak dengan
menggunakan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali). Walaupun meyakini
bahwa kotak kecil, atau “sel”, yang ia lihat hanya dimiliki oleh potongan gabus
tersebut, Hooke tidak pernah menyadari betapa penting penemuannya.
Walaupun demikian, geografi sel
sebagian besar belum dipetakan hingga beberapa dasawarsa lalu. Sebagian besar
struktur subseluler, atau organel, terlalu kecil untuk diuraikan oleh mikroskop
cahaya.
Penyelidikan yang sama dilakukan
pula oleh Grew dan Malphigi pada tanaman yang berbeda-beda dan ternyata
ditemukan pula ruang yang dibatasi oleh
dinding selulose dan kemudian dinamakan vesikula atau utrikula."
Tahun 1674, penerusnya seorang
saintis Belanda Anthony van Leeuwenhoek menemukan organisme yang sekarang kita
kenal sebagai organisme bersel tunggal. Dengan menggunakan butiran pasir yang
telah ia ubah menjadi kaca pembesar berkekuatan 300 kali, Anthony van
Leeuwenhoek (1632-1723), seorang yang berkebangsaan Belanda merupakan orang
pertama yang menemukan mikroskop (Adnan : 2007). Leeuwenhoek menemukan suatu dunia mikroba di dalam
tetesan-tetesan air kolam dan juga meneliti sel-sel darah dan sel sperma hewan.
Dengan menggunakan mikroskop yang masih sangat sederhana Leeuwenhoek dapat
meneliti sel yang bebas dan melihat adanya bangunan di tengah sel yang sekarang
dikenal sebagai inti sel. Karyanya menjadi dasar bagi cabang biologi yang
penting saat ini: mikrobiologi.
Setelah penelitian-penelitian
tersebut di atas, lebih dari satu abad, penelitian tentang sel ini terhenti
sehingga perkembangan pengetahuan tentang sel juga masih sangat terbatas Pada
abad XIX barulah dimulai penelitian tentang sel terutama tentang isi sel. Pada
tahun 1829, Hertwig mengajukan suatu teori yang disebut teori protoplasma yang
menyatakan bahwa sel merupakan kumpulan substansi hidup yang disebut
protoplasma yang di dalamnya mengandung inti (nukleus) dan bagian luarnya
dibatasi oleh dinding sel.
Kemudian tahun 1831 Brown
mengemukakan bahwa inti sel merupakan komponen dasar dan tetap dari sel. Dalam
inti sel ini juga dikenal adanya protoplasma sehingga untuk membedakan
protoplasma dalam sel dan protoplasma dalam inti digunakan istilah yang
berbeda, yaitu sitoplasma untuk protoplasma dalam sel dan karioplasma untuk
protoplasma dalam inti.
Menurut Sudjiono (2005:28) “Pada
tahun 1839, hampir dua abad setelah penemuan Hooke dan Leeuwenhoek, sel
akhirnya diakui sebagai unit kehidupan yang terdapat di mana saja oleh Matthias
Schleiden (ahli Botani) dan Theodor Schwann (ahli zoologi) dari Jerman. Dalam
kasus klasik tentang penalaran induktif pencapaian suatu kesimpulan umum
berdasarkan pengamatan-pengamatan khusus ini. Kesimpulan umum ini dikenal
dengan nama teori sel. Dalam teori ini dikatakan bahwa “semua makhluk hidup
tersusun atas atau terdiri dari sel-sel”. Jadi semua makhluk hidup sebenarnya
merupakan kumpulan dari sel-sel atau sel merupakan elemen dasar dari makhluk
hidup. Kemampuan sel untuk membelah diri menghasilkan sel-sel yang baru adalah
dasar bagi semua reproduksi dan bagi pertumbuhan dan perbaikan
organisme-organisme multiseluler, termasuk manusia. Teori sel ini merupakan
teori yang sangat mendasar dalam pengembangan biologi sel sehingga akhirnya
Schwann diakui sebagai ‘Bapak’ dari sitologi modern.”
Surmawan dan Sumartini (2006:214)
menyebutkan “Sejak dikemukakannya teori sel ini kemudian penelitian di bidang
biologi sel bertambah meningkat dan banyak ditemukan berbagai penemuan di
bidang biologi sel maupun di bidang ilmu lain yang berkaitan erat dengan
biologi sel. Berdasarkan jumlah sel yang menyusun tubuh makhluk hidup maka Haeckel
membagi dunia hewan menjadi dua kelompok besar yaitu: Protozoa (mempunyai sel
tunggal) dan Metazoa (mempunyai sel banyak).”
Tahun 1858, Albert Kolliker
mengemukakan suatu teori di bidang embriologi yang menyatakan bahwa spermatozoa
dan ovum merupakan unsur histologis yang merupakan asal dari makhluk hidup
baru. Virchow pada tahun 1858 mengemukakan bahwa sel selalu berasal dari sel
lain (omnis cellula e cellula) yang berarti bahwa sel mempunyai
kemampuan untuk berkembang biak/membelah. Pada tahun yang sama Virchow juga
mengemukakan bahwa proses patologis yang terjadi pada makhluk hidup sebenarnya
terjadi pada makhluk hidup sebenarnya terjadi dalam sel-sel atau jaringan.
Tahun 1875, Hertwig mengemukakan
tentang hakekat dari konsepsi yang menyatakan bahwa pada waktu
konsepsi/pembuahan terjadi peleburan antara inti sel telur dan spermatozoon. Penemuan
penting lainnya dalam bidang biologi sel banyak dikemukakan oleh para ahli
diantaranya penelitian tentang pembelahan sel banyak dikemukakan oleh para ahli
diantaranya penelitian tentang pembelahan sel oleh Fleming pada hewan dan
Strassburger pada tanaman, sampai terungkapnya proses kariokinesis oleh
Schleiden tahun1878 dan penemuan kromosom oleh Waldeyer tahun 1890.
Biologi sel telah mengalami kemajuan
pesat pada tahun 1950-an dengan pengenalan mikroskop elektron. Sebagai
pengganti cahaya-tampak, mikroskop elektron (electron microsope)
memfokuskan berkas elektron melalui spesimen. Daya urai dihubungkan terbalik
dengan panjang-gelombang radiasi yang digunakan mikroskop, dan berkas elektron
memiliki panajang gelombang yang jauh lebih pendek dari panjang-gelombang
cahaya-tampak. Mikroskop modern secara teoretis dapat mencapai resolusi
(penguraian) kira-kira 0,1 nanometer (nm), tetapi dalam prakteknya batas untuk
struktur biologis umumnya hanya kira-kira 2 nm masih merupakan peningkatan
ratusan kali lipat dari mikroskop cahaya. Para ahli biologi menggunakan istilah
ultrastruktur sel untuk mengacu pada anatomi sel yang diuraikan oleh mikroskop
elektron.
Penelitian dalam bidang biologi sel
berkembang terus sehingga akhir berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut
dapat dicapai kesimpulan yang penting di antaranya:
· setiap sel terbentuk
atau berasal dari pembelahan sel yang sudah ada.
· terdapat kesamaan yang mendasar
dalam hal komposisi kimia dan aktivitas metabolisme.
· fungsi makhluk hidup
secara keseluruhan ditentukan oleh aktivitas dan interaksi dari unit sel yang ada.
2.2
Konsep Dasar Sel Sebagai Sistem
Menurut Solomon (2007:2) “Meskipun mereka sangat bervariasi dalam
ukuran dan penampilan, semua organism terdiri dari unit dasar yang disebut sel”.
Sementara itu Arman (2007:584) berpendapat “Sel adalah unit terkecil mahluk
hidup.” Dalam bukunya, Kurniawati
(2012:201) menyebutkan “Ada beberapa pengertian sel menurut para ahli :
·
Schleiden
dan schwan :Sel merupakan kesatuan
structural mahluk hidup
·
Max
Schultze :Sel merupakan
kesatuan fungsional mahluk hidup
·
Rudolf
Vircow :Sel merupakan kesatuan
pertumbuhan mahluk hidup
·
Suffon
dan Boveri :Sel merupakan kesatuan
hereditas mahluk hidup.”
Sel merupakan unit (satuan, zarah) terkecil dari makhluk hidup,
yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena
tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri
sendiri.Secara setruktural, tubuh makhluk hidup terrsusun atas sel-sel sehingga
sel disebut satuan setruktural makhluk hidup. Secara fungsional, tubuh makhluk
hidup dapat menyelenggarakan kehiduoan jika sel-sel penyusun itu berfungsi.
Karena itu sel juga disebut satuan fungsional makhluk hidup. Sel mengandung
materi genetik, yaitu materi penentu sifat makhluk hidup. Dengan adanya materi
genetik, sifat makhluk hidup dapat di wariskan kepada keturunan.
Renan dan Ananda (2013:201) berpendapat “Berdasarkan keberadaan
membrane inti, sel mahluk hidup dibedakan atas dua jenis, yaitu
a.
Prokariotik
Prokariotik
merupakan jenis sel yang inti selnya belum memiliki membran inti (karioteka).
Contoh bakteri dan alga biru
b.
Eukariotik
Jenis
sel eukariotik sudah memiliki membran inti (karioteka) pada inti selnya. Contoh
hewan vertebrata dan avertebrata, serta tumbuhan berbiji, paku, dan lumut
Campbell
(2008:105) menyebutkan “suatu teknik yang berguna untuk mempelajari struktur
dan fungsi sel adalah fraksionasi sel, yang menjauhkan sel dan memisahkan
organel organelnya utama serta struktur subseluler lain. Instrumen yang
digunakan berupa sentrifus, alat yang memutar tabung reaksi berisi campuran sel
yang pecah pada berbagai kecepatan.”
Sel
memiliki organel yang fungsinya berbeda sebagai berikut
·
Membran
sel
Sebagai pelindung sel dan mengendalikan proses pertukaran zat
·
Dinding
sel
Pelindung organel yang berada di dalamnya dan untuk mempertahankan
bentuk sel
·
Nukleus
Sebagai tempat terjadinya replikasi dan trasnkripsi DNA
·
Sitoplasma
Merupakan suatu cairan sel dengan segala ssesuatu yang terkandung
di dalamnya
·
Mitokondria
Tempat trjadinya respirasi
·
Ribosom
Tempat sintesis protein pada sel
·
Retikulum
endoplasma
Sintesis protein dan transport protein
·
Badan
golgi
Penghasil lisosom dan membentuk dinding sel pada tumbuhan
·
Lisosom
Membantu menghancurkan sel yang rusak atau mati, dan mengaktifkan
sel yang baru
·
Vakuola
Penyimpan cadangan makanan dan sisa metabolism
·
Plastida
Organel spesifik yang hanya terdapat pada sel tumbuhan
·
Sentrosom
Membantu proses pembelahan sel dan hanya di jumpai pada sel hewan
·
Badan
mikro
Mengubah lemak menjadi sukrosa
·
Sitoskeleton
Rangka pada sel seperti halnya rangka pada tubuh
Renan
(2013:201) menyebutkan perbedaan sel hewan dan tumbuhan ada pada Tabe 2.1
berikut
Tabel
2.1
NO
|
PEMBEDA
|
SEL HEWAN
|
SEL TUMBUHAN
|
1
|
Dinding sel
|
Tidak ada
|
Ada
|
2
|
Plastida
|
Tidak ada
|
Ada
|
3
|
Kloroplas
|
Tidak ada
|
Ada
|
4
|
Sentriol
|
Ada
|
Tidak ada
|
5
|
Vakuola
|
Kecil
|
besar
|
Sumber
: Top Pocket no. 1 Biologi SMA kelas X,XI,XII,
tahun 2013
Semua organel tersebut mempunyai fungsi yang berbeda beda, tapi
mereka saling bekerja untuk menjaga kelangsungan hidup sel, sehingga mereka
dapat dikatan sebuah system yang bekerja sama demi kelangsungan hidup sel. Sel
juga bergabung antar sel yang sejenis dan membentuk jaringan. Kumpulan jaringan
di sebut organ, kumpulan organ akan membentuk system organ dan system organ
akan membentuk organisme. Jadi dapat disimpulkan bahwa sel merupakan system
yang menyusun mahluk hidup.
1.3 Manfaat dari Pembelajaran Sel
Segala sesuatu yang dipelajari pasti memiliki manfaat. Begitu
halnya dengan biologi sel. Ilmu yang mempelajari tentang suatu organisme dalam
tingkatan seluler ini memiliki berbagai manfaat antara lain dalam bidang
ketahanan pangan, ekonomi, kesehatan dsb.
1.3.1 Bidang ketahanan pangan
Manfaat yang kita peroleh dari pembelajaran biologi sel dalam
bidang ketahanan pangan antara lain dihasilkannya. pendekatan biologi molekuler
cukup menjanjikan penyelesaian yang tuntas dan tepat sasaran dalam menghadapi
masalah pangan di Indonesia. Tanaman transgenik merupakan “produk”dari biologi
sel. Tanaman transgenik ini membantu masyarakan yang kurang akan sumber daya
lahan.dll.( Nasution,2002)
1.3.2. Bidang sains
Dalam bidang sains manfaat yang didapat dari pembelajaran biologi
sel adalah munculnya bioteknologi yang memudahkan dalam suatu penelitian. Fokus
bioteknologi modern dan konvensional harus diarahkan sehingga menguntungkan
petani miskin di negara miskin dan tidak hanya petani kaya di negara
kaya.ketika bioteknologi ada maka akan sangat membantu pemerintah dalam
meningkatkan kesejahtraan dari petani-petani yang ada.( Modibo Traore, FAO
Assistant Director-General, 2010)
1.3.3 Bidang kesehatan
Dengan adanya biologi sel maka manfaat yang kita peroleh dalam
bidang kesehatan adalah ditemukannya penyebab dari suatu penyakit. Ketika
penyebab suatu penyakit telah diketahui maka penanggulangan dan pegobatan
penyakit tersebut dapat ditemukan.
Dapat dipelajarinya DNA maka dapat membantu dalam proses penentuan
kesehatan dari seseorang. Dari hasil DNA maka dapat dipelajari penyakit menurun
yang berbahaya seperti hemophilia dan lainnya. Manfaat lain yang boleh kita
dapat dalam mempelajari biologi sel dalam bidang kesehatan adlah ditemukannya
berbagai jenis obat dengan menggunakan mikroba.
1.3.4 Bidang perikanan
Dalam bidang perikanan manfaat dari kita belajar biologi sel adalah
usaha pembudidayaan ikan yang diketahui bernilai gizi tinggi atau yang bernilai
ekonomis adalah dengan dilakukannya pemijahan. Dengan teknik pemijahan dalam
tambak, spermatozoa dan sel telur dari ikan jantan dan ikan betina, dapat
dengan mudah bertemu menjadi zigot, tanpa harus terganggu oleh arus air laut.
Selain itu telur yang dihasilkan juga akan terhindar dari para pemangsa/predatornya,
sehingga besar kemungkinannya telur itu akan menetas dan menjadi ikan. Contoh
pemanfaatan Biologi lainnya dalam bidang ini adalah dengan diketemukannya
manfaat daun singkong yang ternyata dapat dijadikan pakan tambahan bagi ikan
nila merah sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ikan tersebut (Suasanaseg, 2008).
1.3.5 Bidang industri
Contoh dalam industri makanan adalah sebagai berikut; Setelah
diketemukannya jenis bakteri Lactobacillus yang sifatnya dapat bermanfaat bagi
manusia dan dapat dibuat menjadi yoghurt, maka berkembanglah industri pembuatan
yoghurt. Yoghurt ini dibuat dari susu yang difermentasikan dengan menggunakan
bakteri Lactobacillus, pada suhu 40 derajat celcius selama 2,5 jam sampai 3,5
jam. Contoh lainnya pemanfaatan mikrobiologi dalam bidang industri makanan
adalah pada industri kecap, tempe, oncom, keju, roti, dan nata de coco, serta
minuman anggur. Dalam industri obat-obatan, telah diketahui sifat bakteri
Escherichia coli yang ternyata dapat dibuat/disintesis menjadi insulin; insulin
ini sangat berguna bagi penderita penyakit Diabetes Melitus pada manusia.Contoh
perkembangan mikrobiologi dalam industri obat lainnya adalah pada industri
pembuatan antibiotik dan vaksin. Macam-macam antibiotik yang sudah berhasil
dibuat antara lain adalah: penisilin (dibuat dari jamur penicillium), sefalosporin
(dihasilkan oleh jamur cephalosporium), dan tetrasiklin (dihasilkan oleh jamur
streptomycin).
1.3.6 Bidang ekonomi
Manfaat yang dihasilkan dari pemanfaatan biologi sel dalam bidang industri
salah satunya adalah ditemukan teknologi dan penemuan yang membuat kesejahtraan
dari masyarakat secara khusus (penemu) dan masyarakat secara umum (negara)
meningkat. Masih banyak lagi manfaat yang akan kita peroleh pada saat kita
mempelajari biologi sel asalkan kita sungguh-sungguh belajar.
2.4
Peran Studi Tentang Sel Terhadap Perkembanagan Biologi dan Ilmu
Pengetahuan Lain
Setelah
ditemukannya sel, para ilmuwan bekerja keras untuk menguak rahasia dari sel.
Sampai hingga saat mereka mengetahui sifat sifat sel yang dapat dikembangkan
dalam ilmu pengetahuan.
Dalam biologi,
penelitian tentang sel sangat membantu perkembangan ilmu ini, seperti dalam
metode kultur jaringan yang memanfaatkan sifat totipotensi sel. Tidak hanya
dalam biologi, dalam ilmu kedokteran pun sangat membantu. Seperti membuat
insulin buatan yang memanfaatkan teknik DNA rekombinan. Dalam hal pertanian,
biologi tentang sel sangat membantu dalam memproduksi bibit unggul untuk para
petani.
Selain dalam
bidang tersebut, biologi juga mempunyai peran dalam perkembangan industri.
Seperti pada pembuatan tempe, atau kecap, juga pada produksi vaksin vaksin
untuk penyakit tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Berdasarkan
uraian pada bab II, dapat disimpulkan sebagai berikut.
·
Sel
merupakan bagian structural, fungsional dari mahluk hidup,
·
sel mempunyai sejarah penemuan dan penelitian
yang panjang hingga sampai saat ini kita bisa mempelajarinya.
·
Banyak
sekali peranan studi tentang sel dalam kehidupan sehari hari, seperti bibit
unggul, kultur jaringan dan pembuatan vaksin serta hormone sintetis yang
memanfaatkan sifat sifat sel.
3.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan makalah ini,
ada beberapa saran untuk membuat makalah ini dan pembaca lebih baik kedepannya,
·
Sebagai
mahasiswa dan penerus bangsa, diharapkan kita belajar dengan sungguh sungguh
agar bisa menghasilkan solusi tentang masalah negara ini dengan ilmu biologi
terutama biologi sel.
·
Mengingat
sejarah penemuan sel yang begitu panjang, selayaknya kita berterima kasih
kepada para ilmuan dengan cara mempelajari dan meneruskan penelitian agar
perkembangan ilmu biologi semakin pesat.
·
Sebagai
insan cendekia, pengabdi, dan pencipta, seharusnya kita belajar dengan rajin
agar kelak ilmu yang kita dapatkan bisa bermanfaat bagi orang lain dan
lingkungan kita.
DAFTAR RUJUKAN
Adnan. 2007. Perkembangan Biologi Sel. Yogyakarta. UGM
Campbell,
N.A., J.B. Reece., Lisa A. U., Michael L. C., Steven A. W., Peter V.M., Robert
B. J., 2008. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Jakarta. Erlangga.
Johnson, Raven. 2002. Biology 6th
Kurniawati,
D., Ratna R., 2012. Bank Soal Biologi. Surakarta. Aksara Sinergi
MediaNasution
Arif. 2002 .Biologi Molekuler dan
Ketahanan Pangan Rahardian, Renan & Azni Ananda. 2013. Top Pocket no. 1 Biologi SMA kelas X,XI,XII. jakarta.Wahyumedia.
Solomon E. P., Linda R. B., Diana W. M., 2008. Biology Einght Edition
Suasanaseg Arnold. 2008. Pemanfaatan Biologisel.
Sudjiono., Langkah S., 2005. Biologi. Jakarta Selatan. Sunda Kelapa Pustaka
Sujana, Arman. 2007. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta. Mega Aksara