Wednesday, February 1, 2017

INDUKSI DAN REPRESI ORGANISME PROKARIOTIK



RESUME INDUKSI DAN REPRESI DI PROKARIOT
Sumber : Gardner

Oleh : Amien Fadli

Produk tertentu dari gen, seperti molekul tRNA, molekul Rrna, protein ribosom, komponen RNA polimerase dan enzim yang mengkatalis metabolisme adalah komponen penting dari hampir semua mahluk hidup. Gen yang selalu dan secara berkelanjutan terekspresi pada suatu sel ini disebut sebagai gen “penjaga rumah” (housekeeping genes). Sedangkan gen yang terekspresi pada saat tertentu atau secara konstitutif disebut sebagai gen konstitutif (constitutive genes). Melalui evolusi yang terjadi, organisme prokaryotik dapat meregulasi gen-gen konstitutif ini sehingga gen tersebut hanya akan terekspresikan pada saat benar-benar sangat dibutuhkan untuk bertahan hidup di alam.
Peristiwa induksi adalah peristiwa dimana ekspresi suatu gen diaktifkan sebagai akibat adanya suatu senyawa substrat tertentu pada lingkungan ekstraseluler, dan akan dimatikan jika substrat dilingkngan eksternalnya telah hilang. Subtansi atau molekul yang memicu adanya induksi ini disebut induktor. Mekanisme  represibel atau peristiwa represi adalah peristiwa ekspresi suatu gen diaktifkan sebagai akibat dari tidak adanya suatu senyawa substrat tertentu pada lingkungan ekstraseluler, demikian sehingga ekspresi gen tersebut akan dimatikan.

Model Operon
            Induksi dan represi gen dapat diakatan memiliki mekanisme yang sama. Mekanisme ini pertama kali diketahui pada tahin 1961. Pada tahun 1961, F Jacob dan J Monod menemukan suatu set sekuens gen yang saling berdekatan dan tersusun dalam urutan spesifik serta berfungsi untuk mengatur ekspresi gen konstitutif. Set sekuens gen tersebut disebut sebagai operon yang tersusun atas empat sekuens gen yakni regulator, promoter, operator, gen structural.
            Regulator adalah sequens gen yang mengkodekan protein repressor, protein repressor jika berikatan dengan operator dari suatu gen maka proses transkripsi gen tersebut tidak akan terjadi. Hal ini dikarenakan ikatan antara protein repressor dengan gen operator akan menyebabkan RNA Polimerase tidak dapat menempel pada promoter. Hal ini menyebabkan RNA polymerase tidak akan dapat mentraskripsi gen struktural. Operator ini biasanya terletak diantara promoter dan gen struktural. Terjadi atau tidanknya proses trankripsi suatu gen ditentukan oleh ada dan tidaknya molekul efektor. Ada tidaknya molekul efektor pada lingkungan intra maupun ekstraseluler akan sangat berpengaruh terhadap aktif tidaknya protein repressor.
            Perbedaan mendasar antara induksi operon dan represi operon adalah sebagai berikut :
1.                  Operon indusibel : protein repressor hanya mampu berikatan dengan operator jika dia diketemukan dalam kondisi tidak berikatan dengan molekul efektor.
2.                  Operon represibel : protein repressor hanya mampu berikatan dengan operator jika  berikatan dengan molekul efektor.

Iac, sebuah Operon Indusibel
            Jacob dan Monod merumuskan konsep operon berdasarkan penelitian mereka mengenai operon lac pada E.colli. Operon lac tersusun atas sebuah promoter,sebuah operator dan tiga buah gen structural yakni gen z, y, dan a, yang mengkodekan enzim. Enzim tersebut adalah β-galaktosidase, β-galaktosidase permease dan β-galaktosidase.
β-galaktosidase berfungsi untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa, β-galaktosidase permese merupakan pompa protein yang memasukkan laktosa kedalam sel, sedangkan β-galaktosidase transasetilase, memiliki fungsi yang belum diketahui. Operon lac ini memiliki gen regulator yang disebut dengan gen i.  Protein represor dari operon lac yang dikodekan oleh gen I akan menjadi inaktif apabila berikatan dengan allolactosa sebagai molekul efektornya.
Operon Trp, Sebuah Operon Repressible
            Trp operon dari E. Coli adalah operan represibel yang terbaik yang sudah dikrtahui. Kelompok dari lima gen dan sequent regulator yang berdekatan dari trp telah diteliti. Trp operon represor merupakan produk dari dari gen trpR, yang tidak terhubungun dekat dengan trp operon. Tidak adanya tryptophan, RNA polymerase mengikat daerah promoter dan mentranskrip  strucktural gen dari operon. Jika tryptophan tersedia, maka repressor/co-repressor akan mengikat daerah operator dan mencegah RNA polimerase mengikat promoter. Produksi dari struktur gen trp operon akan terus berkurang karena  penambahan tryptophan ke medium yang disebut attenuation (terjadi oleh tryptophan-mediate yang berhenti pada transkripsi trpL daerah di operon).

Control Positif Operon Laktosa Oleh CAP dan AMP Siklis (CAMP)
            Represi katabolisme (efek glukosa) adalah fenomena glukosa yang mencegah induksi operon laktosa seperti operon lain mengontrol enzim yang terlibat dalam katabolime karbohidrat. Represi katabolisme operon laktosa dikenal sebagai media control positif transkripsi oleh protein regulator yang dinamakan CAP dan molekul efektor kecil yang dinamakan AMP siklis (Adenosine-3’, 5’-phosphat). Perlu diperhatikan bahwa promoter lakstosa mengandung dua titik pelakatan yang terpisah. Yaitu satu untuk RNA polimerase, dan satunya untuk CAP-CAMP complex.
CAP disebut juga sebagai protein reseptor AMP siklik (CAMP). Kompleks CAP-CAMP harus berikatan pada promoter laktosa agar operon dapat terinduksi. keduanya merupakan control positif dari transkripsi operon laktosa. CAP berfungsi sebagai dimer yang multimerik pada daerah fungsionalnya. CAMP berperan sebagai molekul efektor yang menggabungkan CAP pada promoter laktosa saat transkripsi operon laktosa. Hanya compek CAP-CAMP yang melekat pada promoter, pada kasus hilangnya CAMP, CAP tidak melekat.
Konsentrasi tinggi glukosa dapat menurubkan konsentrasi intraselular CAMP. Kemungkinan hal tersebut dikarenakan glukosa menghambat aktivitas adenylcyclase (enzim yang mengkatalisis perubahan CAMP dari ATP). Saat CAP dan promoter laktosa tidak membentuk ikatan, maka RNA polymerase tidak dapat berikatan dengan promoter laktosa. Hasil dari kontrol positif transkripsi dari operon laktosa oleh CAP-CAMP, transkripsi dai operon laktosa tidak melibihi 2 persen dari induksi dari adanya glukosa.


PERTANYAAN
  1. Bagaimana kemungkinan yang terjadi apabila terjadi mutasi pada sekuens operator dan sekuens gen regulator dari suatu operon?
Jika ada mutasi pada sekuens gen operator pada suatu operon akan mengakibatkan sekuens tersebut tidak dapat dikenali oleh protein repressor sehingga transkripsi dari gen structural yang dimiliki oleh operon tersebut berlangsung secara terus menerus dan berjalan tidak normal. Sedangkan  mutasi pada sekuens gen regulator dapat menyebabkan terbentuknya protein repressor dengan struktur konfigurasi dan konformasi yang tidak komplemen dengan sekuens operator sehingga protein repressor tidak dapat berikatan dengan operator dan menyebabkan den structural dari suatu operon terus- menerus terekspresi.