A.
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah suatu rangkaian perkembangan sel
spermatogonia dari epitel tubulus seminiferus yang mengadakan proliferasi dan
selanjutnya berubah menjadi spermatozoa yang bebas. Rangkaian perkembangan ini
dapat dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama, sel spermatogonia mengadakan
pembelahan mitosis menghasilkan
spermatosit dan sel induk spermatogonia. Tahap kedua, pembelahan meiosis
(reduksi) spermatosit primer dan sekunder menghasilkan spermatid yang haploid.
Tahap ketiga, perkembangan spermatid menjadi spermatozoa melalui serangkaian metamorfosa yang panjang dan
kompleks disebut spermiogenesis (Syahrum, 1994).
Spermatogenesis terjadi di dalam testis, tepatnya di dalam tubulus
seminiferous. Proses ini akan dimulai ketika masuk masa puber, yaitu masa
ketika sudah mencapai masa dewasa kelaminnya. Spermatogenesis dimulai ketika
kalenjar hipofisi anterior mulai mengsekresikan hormone FSH (Follicle
Stimulating Hormone). Hormon ini memicu terjadinya pembesaran testis
sehingga sekresi endrogen oleh sel Leydig meningkat, dan sel germa mulai
melakukan pembelahan mitosis. FSH dianggap sebagai starter spermatogenesis.
Tubulus seminiferous memiliki epitel germinal yang terdiri dari dua
macam sel, yaitu sel germa dan sel sertoli. Proses spermatogenesis berlangsung
dari dasar menuju lumen tubulus seminiferous. Spermatogonium yang berada di
lapisan paling dasar dari tubulus seminiferous mengalami mitosis beberapa kali
yang disebut dengan tahap spermatositogenesis (Andy, 2009:4).
Selanjutnya spermatogonium akan tumbuh dan menjadi spermatosit primer.
Spermatosit primer adalah sel germa dengan ukuran terbesar (Tenzer , 2003:191).
Spermatosit primer kemudian akan memasuki masa maturasi dan
mengalami pembelahan meiosis yang akan menghasilkan spermatosit sekunder yang
dilanjutkan dengan meiosis II yang akan menghasilkan spermatid. Spermatid
kemudian akan mengalami spermiogenesis, yaitu proses transformasi menjadi
bentuk seperti kecebong dan pelengkapan struktur menjadi spermatozoid. Proses
spermiogenesis meliputi : 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2)
Pembentukan tudung akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi
sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli. Proses Spermiogenesis akan memberikan
gambaran sebagai berikut:Proses spermatogenesis pada hewan jantan dapat terjadi
seumur hidup.
Gambar 2.
Spermiogenesis (dikutip dari Andy, 2009)
Spermiasis (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma
matur dari ujung Sel Sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke
epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil).
Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel
Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler.
Sperma baru mampu bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam
saluran reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena
kontraksi peristaltik otot saluran.
Tenzer, Amy. 2003. Struktur Perkembangan Hewan II. Malang : Universitas Negeri Malang
Syahrum M. H., Kamaludin dan A. Tjokronegoro. 1994. Reproduksi dan Embriologi : Dari Satu Sel
Menjadi Organisme. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Andy, David. 2009. Pemeriksaan mikrodelesi.
Jakarta : Universitas Indonesia
Dari um kah?
ReplyDelete