Monday, September 21, 2015

Spermatogenesis

A.      Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah suatu rangkaian perkembangan sel spermatogonia dari epitel tubulus seminiferus yang mengadakan proliferasi dan selanjutnya berubah menjadi spermatozoa yang bebas. Rangkaian perkembangan ini dapat dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama, sel spermatogonia mengadakan pembelahan mitosis  menghasilkan spermatosit dan sel induk spermatogonia. Tahap kedua, pembelahan meiosis (reduksi) spermatosit primer dan sekunder menghasilkan spermatid yang haploid. Tahap ketiga, perkembangan spermatid menjadi spermatozoa melalui  serangkaian metamorfosa yang panjang dan kompleks disebut spermiogenesis (Syahrum, 1994).
Spermatogenesis terjadi di dalam testis, tepatnya di dalam tubulus seminiferous. Proses ini akan dimulai ketika masuk masa puber, yaitu masa ketika sudah mencapai masa dewasa kelaminnya. Spermatogenesis dimulai ketika kalenjar hipofisi anterior mulai mengsekresikan hormone FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon ini memicu terjadinya pembesaran testis sehingga sekresi endrogen oleh sel Leydig meningkat, dan sel germa mulai melakukan pembelahan mitosis. FSH dianggap sebagai starter spermatogenesis.
 


Tubulus seminiferous memiliki epitel germinal yang terdiri dari dua macam sel, yaitu sel germa dan sel sertoli. Proses spermatogenesis berlangsung dari dasar menuju lumen tubulus seminiferous. Spermatogonium yang berada di lapisan paling dasar dari tubulus seminiferous mengalami mitosis beberapa kali yang disebut dengan tahap spermatositogenesis (Andy, 2009:4). Selanjutnya spermatogonium akan tumbuh dan menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer adalah sel germa dengan ukuran terbesar (Tenzer , 2003:191).
Spermatosit primer kemudian akan memasuki masa maturasi dan mengalami pembelahan meiosis yang akan menghasilkan spermatosit sekunder yang dilanjutkan dengan meiosis II yang akan menghasilkan spermatid. Spermatid kemudian akan mengalami spermiogenesis, yaitu proses transformasi menjadi bentuk seperti kecebong dan pelengkapan struktur menjadi spermatozoid. Proses spermiogenesis meliputi : 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan tudung akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli. Proses Spermiogenesis akan memberikan gambaran sebagai berikut:Proses spermatogenesis pada hewan jantan dapat terjadi seumur hidup.
                  Gambar 2. Spermiogenesis (dikutip dari Andy, 2009)
Spermiasis (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari ujung Sel Sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.

Tenzer, Amy. 2003. Struktur Perkembangan Hewan  II. Malang : Universitas Negeri Malang
Syahrum M. H., Kamaludin dan A. Tjokronegoro. 1994. Reproduksi dan Embriologi : Dari Satu Sel Menjadi Organisme. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Andy, David. 2009. Pemeriksaan mikrodelesi. Jakarta : Universitas Indonesia
 





1 comment: